Rabu, 20 Oktober 2010

Kebudayaan

KATA PENGANTAR

بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد الله الذى خص هذه الأمة المحمدية بما ادخر لها من الفضائل السنية، والصلاة والسلام على سيدنا محمد خير البرية.


Puji dan Syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Taufiq dan Inayah-Nya Kepada kita semua, sehingga dengan adanya petunjuk dari Allah kita telah dapat mempelajari mana yang betul dan mana yang salah. Shalawat dan Salam kepada Rasulullah SAW sebagai pembawa Risalah yang suci dan murni, sehingga dengan adanya Risalah yang beliau bawa, maka telah dapat membawa perobahan yang sangat signifikan di seantero penjuru dunia.
Alhamdulillah, dengan berkat izin Allah S.W.T saya telah dapat menyelesaikan sebuah makalah yang membahas tentang “ SEJAUH MANA PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN ISLAM SEKARANG INI “ sebagai tugas mata kuliah Ilmu Komunikasi Antar Budaya . Dan saya sangat menyadari bahwa makalah saya ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, di karenakan keterbatasan ilmu yang saya miliki, juga keterbatasan bahan kajian di pustaka, oleh karena itu saya sangat mengharapkan bimbingan dari Bapak dosen selaku pembimbing, agar kekurangan yang ada menjadi sempurna nantinya buat masa yang akan datang.

Akhirnya, kepada Allah jualah saya mohon perlindungan dan keampunan atas segala kesalahan dan kekhilafan, harapan saya mudah-mudahan makalah ini dapat bermamfaat bagi kita semua. Amin…………..






Samalanga, Juli 2006
Penulis



BAB I. PENDAHULUAN



a. Latar Belakang.

Setiap Bangsa yang telah hancur atau hilang dari sejarah dipermukaan bumi ini sehingga tidak meninggalkan bekas sedikit juga, dimana kehancuran dimaksud bukan berarti punahnya jenis satu bangsa, akan tetapi punahnya exestensi dan idenditas (kebudayaan) bangsa tersebut. Kalau kita katakan Bagsa Babilon atau Bangsa Mesir Kuno (zaman Fir`un) telah hancur, maka maksudnya adalah hancurnya anasir-anasir kebudayaan bangsa tersebut yang selama ini mereka junjung tinggi, hancurnya watak bangsa tersebut bagaikan debu yang berterbangan yang selama ini menjadi lambang kebanggaan mereka.

Meskipun keturunan bangsa Babilon dan Mesir Kuno itu masih kita dapati sekarang dan terus berkembang, akan tetapi apa yang dinamakan dengan kebudayaan Babilon dan Mesir Kuno sudah punah sama sekali, sebab generasi penerus dari bangsa-bangsa itu tak mampu, baik untuk menerima warisan kebudayaan nenek moyang mereka maupun untuk mewariskannya kepada generasi sesudah mereka.

Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa setiap bangsa apabila wataknya telah lebur dalam kepribadian bentuk lain, berarti kehancuran bangsa itu sendiri. Dalam sejarah tertulis hilangnya 12 kabilah Bangsa Israel yang sampai sekarang ini masih belum diketahui nasib mereka, tapi hal yang demikian tak dapat ditafsirkan bahwa mereka telah dibunuh semua dan ditelan oleh perut bumi. Sesuai dengan kesimpulan diatas, mereka sebetulnya telah kehilangan kepribadiaannya, karena kepribadian mereka yang asli tak pernah diwariskan kepada generasi muda, akibatnya hilanglah anasir-anasir kebudayaan Bani Israel dan di bawa kebudayaan bangsa lain, sehingga keturunan mereka tak dikenal lagi bahwa mereka itu adalah keturunan Bani Israel. Justru itu utuh dan kekalnya kehidupan suatu bangsa bergantung kepada perhatian bangsa itu sendiri terhadap generasi mudanya dengan jalan mendidik mereka sehingga mampu mempertahankan dan memelihara kepribadianya.


BAB. II PEMAHAMAN DAN PENGERTIAN KEBUDAYAAN.

a. Pengertian Kebudayaan.

Kata-kata kebudayaan itu mempunyai berbagai pengertian yang berbeda-beda, yang satu berbeda dengan yang lain. Perbedaan definisi-definisi itu adalah disebabkan ruang lingkup kebudayaan itu amat luas dan masing-masing ahli menekankan atau memandangnya dari aspek-aspek tertentu. Apabila kita perbandingkan definisi-definisi itu dan dalami maknanya, akan kita temukan titik persamaan, ada saling keterkaitan dan mempunyai tujuan yang sama, jika kebudayaan itu dipandang dalam asosiasi masyarakat, maka akan timbul pengertiannya adalah kesenian. Kadang-kadang ditambah dengan pengertian adat yang khas atau unik dianut suatu masyarakat. Tetapi pengertian akademik jauh lebih luas. Dari pembahasan diatas, maka kita dapat menyimpulkan dan merumuskan suatu definisi kebudayaan, yang beraspek akal atau berorientasi kepada rohani ialah : cara berpikir dan cara merasa, yang menyatakan diri dalam seluruh segi kehidupan sekelompok manusia yang membentuk masyarakat, dalam suatu ruang dan suatu waktu.

Ta`rif ini dapat diperpendek lagi yaitu : “ cara berpikir dan cara merasa dalam kehidupan “. Dan juga dapat dipendekkan lagi yaitu “ cara hidup “ a way of life, inilah pengertian kebudayaan yang telah disepakati oleh ahli-ahli dari berbagai definisi yang berbeda-beda itu.











b. Ruang lingkup Kebudayaan.
Kebudayaan itu sangat erat kaitannya dengan kehidupan, kehidupan ialah segala sesuatu yang berhubungan dengan hidup. Tapi peristiwa yang berhubungan dengan masyarakat, yang dialami oleh tiap pribadi (individu) semenjak ia lahir sampai mati, masuk kedalam kehidupan dan diliputi oleh kebudayaan. Jika demikian, alangkah luasnya ruang lingkup kebudayaan itu! Memang demikian menurut pandangan ilmiah. Karena keluasan tanpa batas itu pandangan tentang “ apakah itu kebudayaan “ mudah menjadi kabur dan hilang. Maka untuk memperjelas pandangan tentang ruang lingkup kebudayaan itu timbullah sebuah teori antropologi yaitu : “ cultural universal atau aspek-aspek universal kebudayaan “ yang dimaksud dengan istilah ini adalah : “ segi-segi kebudayaan yang universals ada dalam kebudayaan. Jadi dalam tiap-tiap kebudayaan dahulu dan kini. Disini dan disitu. Bila dan dimanapun, ditemukan segi-segi atau bidang-bidang tertentu yang selalu ada. Untuk itu coba anda lihat pembahasan cultural universals dalam pola kebudayaan sejagat.


BAB. III KAITAN KEBUDAYAAN DENGAN BERBAGAI ILMU.

a. Dengan sosial.

Sosial itu adalah : Tata hubungan manusia dengan manusia, kelompok manusia yang membentuk kesatuan sosial merupakan masyarakat. Antara masyarakat dan kebudayaan terjalin saling-hubung dan saling-pengaruh yang ketat sekali. Masyarakat adalah wadah kebuadayaan. Dan kebudayaan membentuk masyarakat. Masyarakat ialah kelompok besar manusia, dalam mana hidup terjaring kebudayaan yang diamalkan oleh kelompok itu sebagai kebudayaan mereka. Cara berfikir dan cara merasa itu membentuk cara hidup (cara bergaul, berhubungan antara seseorang dengan lainnya, berumah tangga, berekonomi, mengatur masyarakat, seni dan lain-lain. Cara hidup ini berisikan cara bertindak, cara berlaku atau cara berbuat. Jika itu mempunyai nilai, maka ia lakukan dan jika tidak bernilai, maka ia tinggalkan perbuatan tersebut. Dan disebut dengan kebudayaan bersahaja atau primitif.



b. Dengan Ekonomi.

Ekonomi adalah : Tata hubungan manusia dengan benda, Ekonomi juga disebut segala sesuatu yang menyangkut dengan benda-benda mateial, yang diperlukan oleh manusia dalam kehidupan duniawinya, maka ekonomi sangat erat kaitannya dengan kebudayaan itu sendiri, sebab kebudayaan punya ruang lingkup yang sangat luas sekali, seperti kebudayaan suatu daerah adalah berternak sapi, maka itu adalah suatu kebudayaan yang jelas dan nyata. Dan kebudayaan ini disebut dengan kebudayaan sekularisme atau kebudayaan Barat.

c. Dengan Politik.
Politik itu adalah : Tata hubungan manusia dengan kekuasaan, yang mana dengan adanya keikutsertaan budaya didalamnya dapat mempererat kaitan atau hubungan yang timbul dari perpaduan antara kebudayaan dan politik tersebut. Sebab berpolitik tanpa kebudayaan akan menjerumuskan seseorang kepada politik yang jahat, yang jauh dari nilai-nilai kebudayaan itu sendiri.

d. Dengan Pengetahuan dan Teknik.
Pengetahuan dan Teknik ialah : Tata hubungan manusia dengan alam dan kerja, demi untuk membentuk manusia yang mempunyai kebudayaan yang tinggi juga pengetahuan yang memadai, sebab kebudayaan jika dikaitkan dengan pengetahuan dan teknik, tentu akan terjadi kaitan yang sangat kuat sekali, sebab nilai-nilai kebudayaan itu itu sedikit banyaknya dapat dicerminkan dari pengetahuan dan teknik tersebut, kaitan tersebut tentu punya nilai plus dan minusnya, yang nilai tersebut tak bisa dipisahkan dan tak bisa disangsikan keberadaannya.



e. Dengan Kesenian.
Kesenian adalah : Tata hubungan manusia dengan keindahan atau bentuk-bentuk yang menyenangkan estetik, sehingga suatu kebudayaan itu sangat menarik untuk ditelusuri dan jelajahi, karena dibalik itu tersimpan suatu nilai yang sangat menarik sekali, kesenian dan kebudayaan adalah dua istilah yang punya pemahaman hampir sama, karena ada yang menafsirkan kebudayaan adalah kesenian, sebagaimana yang telah diuraikan didalam pengertian kebudayaan. Dan kebudayaan ini disebutkan sebagai kebudayaan komunis, seperti kebudayaan jawa.

f. Dengan Filsafat
Filsafat ialah : Tata hubungan manusia dengan hakikat kebenaran dan nilai, untuk memahami hubungan filsafat dengan kebudayaan, dan paranan filsafat atas kebudayaan, maka kita harus tahu bahwa kebudayaan itu hanya ada pada manusia, sebab kebudayaan itu berlandaskan akal, dan hanya manusia yang yang berakal, karena manusia mempunyai ruh atau jiwa, yang menyatakan diri kepada berpikir dan merasa ruhaniah. Karena kehudupan batiniah dan ruhaniahlah yang merupakan pangkal kebudayaan. Sedangkan filsafat adalah berpikir secara sistematik. Radikal dan universal, yang berujung kepada sikap jiwa. Apabila kita perbandingkan diantara kedua definisi tersebut, maka antara definisi kebudayaan dan filsafat itu bersatu dalam hal berpikir. Dengan demikian jelaslah bahwa filsafat itu mengendalikan cara berpikir kebudayaan. Dan disebut kebudayaan melalui filsafat adalah kebudayaan sejagad.

g. Dengan Agama.
Agama adalah : Tata hubungan manusia dengan Tuhan dan alam gaib, didalam bahasa Indonesia kabur sekali dan kacau pengertiannya, namun ada yang mengatakan bahwa agama itu adalah kepercayaan, dan agama ada yang membagi agama itu kepada dua :
1. Agama Budaya : Agama budaya adalah : agama yang lahir dari kebudayaan, dan ia tumbuh dibumi, maka adalah agama bumi dibentuk oleh filsafat masyarakat ( dirumuskan oleh filosof masyarakat, apakah ia pemimpin atau penganjur agama).
2. Agama langit : Agama langit ialah : yang duturunkan dari langit melalui wahyu dari Tuhan.

Diantara kedua Agama tersebut banyak sekali perbedaanya, maka berdasarkan pemahaman yang telah diuraikann diatas, hanya agama bumi yang ada hubungannya dengan kebudayaan. Dan kebudayaan yang berlandaskan agama adalah kebudayaan Islam.




















BAB. IV PENUTUP.

a. Kesimpulan.

Kebudayaan membina kehidupan manusia dalam mencapai keperluan-keperluan asasnya. Pembinaan itu dengan mengatur sistem atau tata hubungan dengan perkara-perkara yang dihadapi dalam kehidupan : seperti sosial, ekonomi, politik, pengetahuan dan teknik, seni, filsafat dan Agama. Kesemua tata hubungan itu yang membentuk cara hidup, bertujuan untuk memahami keperluan asasi manusia.

b. Penutup dan Saran.

Seiring dengan kemajuan zaman seperti sekarang ini, maka sangatlah diperlukan kehati-hatian yang ekstra sekali mengenai dengan berrbagai kebudayaan yang telah ada disekitar kita, sebab telah banyak orang Islam sekarang ini yang meniru kebudayaan-kebudayaan yang tidak mencerminkan agama, dari perbuatan, perkataan dan juga pakaian, kenapa ini bisa terjadi, alasanya cuma satu yaitu kurangnya pemahaman orang-orang tentang pengertian kebudayaan itu sendiri. Maka dari itu saya menghimbau kepada teman-teman sekalian untuk memberitahu, menganjurkan orang lain untuk memakai kebudayaan kita yang berasaskan agama, karena itu adalah budaya orang Islam.

Pada makalah ini sedikit telah saya bahaskan mengenai masalah kebudayaan dan kaitan-kaitannya, menurut ilmu yang saya miliki dan materi yang saya kuasai, dengan satu harapan agar kita tidak lagi tertipu, dan berkebudayaan dengan budaya yang tidak mencerminkan ciri khas orang Islam.

Harapan saya, mudah-mudahan saja makalah saya ini berguna bagi kita semua. Amin…………..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar