Rabu, 20 Oktober 2010

Fiqh Dakwah

FIQH DAKWAH



1. MAKNA DAKWAH.
Tentang makna dakwah tersebut ada beberapa pendapat yang berbeda-beda, diantaranya ada yang berpendapat dakwah islamiyah dan masih banyak pendapat-pendapat yang lain, jadi apabila kita berpendapat bahwa yang dikatakan dakwah adalah ; " Dakwah Islamiyah ", maka yang kita maksudkan adalah : Risalah terakhir yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, sebagai wahyu dari Allah dalam bentuk kitab yang tidak ada kebatilan padanya, baik di depan atau di belakangnya, dengan kalam-Nya yang bernilai mukjizat, dan yang ditulis di dalam mushaf yang diriwayatkan dari Nabi Muhammad saw, dengan sanad yang mutawatir, yang membacanya bernilai ibadah.

2. DEFINISI DAKWAH : TINJAUAN BAHASA DAN ISTILAH.
Diantara makna dakwah secara bahasa adalah :
a. An-Nida artinya memanggil ; da`a fulanun ilaa filanah, artinya sifulan mengundang sifulanah.
b. Menyeru ; ad-du`a ila syai`i, artinya menyeru dan mendorong pada sesuatu.
c. Ad-dakwah ila qadhiyah, artinya menegaskannya atau membelanya, baik terhadap yang haq ataupun yang bathil, yang positif maupun yang negatif.
d. Suatu usaha berupa perkataan atau perbuatan untuk menarik manusia kesuatu aliran atau agama tertentu.
e. Memohon dan meminta, ini yang sering disebut dengan istilah berdo`a.

Yang dimaksud disini adalah Allah mengajak hamba-Nya untuk malakukan sesuatu yang menyebabkan mereka masuk ke syurga, yaitu orang-orang yang mematuhi seruan ini dan menerima utusan Allah mereka adalah hizbullah (orang-orang yang beruntung) dan ada juga ada golongan yang memenuhi seruan dan menentang utusan Allah yang mulia yaitu hizbus syaitan ( orang-orang yang merugi)

3. KEWAJIBAN YANG BERAT
Para da`i mengetahui bahwa akhir perjalanan manusia seluruhnya – dunia sampai akhirat – itu tergantung kepada para Rasul dan para penyambung risalahnya, sejauh mana tabligh mereka kepada manusia, sejauh itu pula manusia memperoleh kebahagiaan (atau tidak memperolehnya), dan akan berpengeruh terhadap fahala atau siksa mereka du dunia dan di akhirat, karena itulah para Rasul merasakan besarnya tugas yang dibebankan kepada mereka, dan Allah SWT telah memberitahukan mereka tentang hakikat beban yang dipikul kepada mereka.




4. DAKWAH YANG KITA MAKSUDKAN
Dakwah yang kita inginkan dan yang wajib bagi kaum muslimin untuk melaksanakannya adalah dakwah yang bertujuan dan berorientasi pada :
1. Membangun masyarakat Islam.
2. Dakwah dengan melakukan perbaikan pada masyarakat Islam yang terkena "musibah" berupa penyimpangan dan tampak didalamnya sebagian dari kemungkaran-kemungkaran, serta diabaikannya kewajiban-kewajiban oleh masyarakat tersebut.
3. Memelihara keberlangsungan dakwah dikalangan masyarakat yang telah berpegang pada kebenaran.

5. KEWAJIBAN YANG SYAR`I
Dakwah merupakan kewajiban syar`i, berdasarkan dalil-dalil sebagai berikut :
1. Firman Allah swt ;
" Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma`ruf dan menegah yang mungkar ; mereka orang-orang yang beruntung " (Ali Imran : 104).
2. Firman Allah swt ;
" Sesungguhnya orang-orang menyembunyikan apa yang telah kami turunkan berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk setelah kami menerangkannya kepada manusia dalam Al-kitab, mereka itu dilaknati Allah dan dilaknati (pula) oleh semua (makhluk) yang dapat melaknati, kecuali mereka yang bertaubat dan mengadakan perbaikan dan menerangkan (kebenaran), maka terhadap mereka itu aku menerima taubat lagi Maha Penyayang " (Al-Baqarah : 159-160).
3. Firman Allah swt ;
" Mengapa orang-orang alim dan pendeta-pendeta mereka tidak melarang mereka dari mengucapkan perkataan bohong dan memakan yang haram, sesungguhnya amat buruklah apa yang telah mereka kerjakan itu " (Al-Maidah : 63).


4. Firman Allah swt ;
" Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu, tiadalah orang yang sesat itu akan memberi mudharat kepadamu apabila kamu telah mendapat petunjuk. Hanya kepada Allah kamu kembali semuanya, maka dia akan menerangkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan " (Al-Maidah : 105).
5. Firman Allah swt ;
" Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih dan nasihat-menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat-menasihati supaya menetapi kesabaran " (Al-`Ashar : 1-3).

6. KEBUTUHAN YANG MENDESAK SECARA SOSIAL
Sebagaimana dakwah itu merupakan kewajiban syar`i, ia juga merupakan kebutuhan masyarakat, demikian itu karena beberapa alasan sebagai berikut :
1. Manusia membutuhkan orang yang bisa menjelaskan kepada mereka apa-apa yang diperintahkan oleh Allah untuk menegakkan tugas atas mereka.
2. Kondisi kehidupan kita saat ini diwarnai oleh kerusakan, ketamakan dan hawa nafsu, sementara para pelakunya menginginkan tersebarnya kerusakan tersebut di masyarakat agar masyarakat menjadi seperti mereka.
3. Tidak diragukan lagi bahwa punahnya umat dan kehancurannya itu disebabkan oleh kefasikan para pembesar dan orang-orang kaya diantara mereka, serta banyaknya kemungkaran di seantero negeri.
4. Takut terhadap laknat Allah yang akan menimpa masyarakat yang tidak melaksanakan amar ma`ruf nahi mungkar.

7. KEUTAMAAN DAKWAH
Melalui dakwah yang dilakukan oleh para ulama dan para aktivis untuk memperjuangkan agama ini, maka dengan izin Allah umat akan sampai pada kejayaan, keraguan dan kepemimpinan.



8. SEBUAH PENYESALAN
Sayang sekali kaum muslimin saat ini masih terus berkutat mengajak sesama mereka (umat Islam) untuk menuju Islam, padahal sudah saatnya penekanan dakwah ditujukan kepada selain umat Islam, yaitu untuk mengeluarkan mereka dari kegelapan menuju cahaya dan membimbing mereka menuju jalan yang benar, yaitu shirat Al-`Aziz Al-Hamiid.

9. KARAKTER DAKWAH KITA
Dakwah islamiyah memiliki beberapa karakter yang membedakannya dengan dakwah-dakwah yang lain. Disini akan kita sebutkan secara ringkas sebagai berikut :
1. Rabbaniyah, artinya bersumber dari wahyu Allah swt.
2. Wasathiyah, artinya tengah-tengah atau tawazun (seimbang)
3. Ijabiyah, artinya positif dalam memandang alam, manusia dan kehidupan.
4. Waqi`iyah, artinya realistik dalam memperlakukan individu dan masyarakat.
5. Akhlahiyah, artinya sarat dengan nilai kebenaran, baik dalam sarana maupun tujuannya.
6. Syumuliyah, artinya utuh dan menyeluruh dalam manhajnya.
7. `Alamiyah, bersifat mendunia.
8. Syururiah, berpijak di atas prinsip musyawarah dalam menentukan segala sesuatunya.
9. Jihadiyah, artinya terus memerangi siapa saja yang berani menghalang-halangi Islam, dan mencegah tersebarnya dakwah.
10. Salafiah, artinya menjaga orisinalitas dalam pemahaman dan aqidah.

Inilah dakwah kita dengan berbagai karakternya yang membedakan dengan dakwah-dakwah yang lain. Sesungguhnya dia merupakan dakwah (seruan) Allah. Jadikan dakwah itu adalah aktivitas menyeru manusia kepada agama yang telah diridhai Allah untuk selurus alam semesta, dan yang ajaran-ajaran telah diturunkan oleh Allah sebagai wahyu atas Rasulnya saw. Allah swt memelihara dakwah itu seperti dipaparkan didalam Al-qur`an dan dijelaskan didalam sunnah.
Dengan demikian, maka seorang da`i mempunyai kepentingan yang sangat besar untuk mengetahui uslubul iqna (cara-cara untuk membuat orang puas) dan berbagai metode yang beraneka ragam seperti :
1. Menyampaikan dengan baik.
2. Memilih uslub yang baik.
3. Targhib (memberi rangsangan) dalam kebenaran.
4. Mempergunakan hikmah dan mau`izhah hasanah.
5. Berdebat denan cara yang lebih baik.
6. Mempertimbangkan situasi dan kondisi.
7. Mempergunakan sarana publikasi dan media modern yang paling baik.

Dari sinilah, maka merupakan keharusan bagi seorang da`i untuk mengetahui apa yang ia katakan dan bersikap bijaksana terhadap apa yang ia dakwahkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar